Muslimah Zone. Silahkan Kunjungi

Selasa, 03 April 2012

Syarah Masa’ili Al Jahiliyah_17_klaim dusta



KLAIM DUSTA . . . . . . . . . 


            Dalam kitabnya yang berjudul Syarh Masa’ili Al Jahiliyah [1]atau bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti ‘Penjelasan Perihal Masalah-masalah Kejahiliyahan’. Kitab yang berbobot ini ditulis oleh Syaikh al Islam Muhammad at Tamimi-ra-. Di dalam kitab ini dijelaskan berbagai masalah-masalah kejahiliyahan yang dimana perkara ini sering dilakukan oleh orang-orang jahiliyah jaman dahulu hingga sekarang. Yang dimana kejahiliyahan ini wajib dihindari dan diluruskan.  Dikarenakan kejahiliyhan adalah faktor terbesar penghantar kemusyrikan, kekafiran dan kebid’ahan yang menjangkiti umat islam.
                Dalam matan kitab Syarh Masa’ili Al Jahiliyah nomor tujuh belas. Syaikh Muhammad at Tamimi menjelaskan bahwa salah satu sifat orang jahiliyah yang paling buruk dan menjijikan adalah;

السَّابِعَةُ عَشَرَةَ :{ نِسْبَةُ بَاطِلِهِمْ إلَى الْأنْبِيَاءِ }

Ketujuh belas : { Mereka menisbatkan berbagai kebathilan yang mereka lakukan kepada para nabi }

                Adapun yang dimaksud kata نِسْبَةُ adalah orang-orang jahiliyah yang senantiasa menisbatkan. Kata بَاطِلِهِمْ adalah kebathilan-kebathilan yang dibuat oleh orang-orang jahiliyah, dimana kebathilan adalah segala sesuatu yang munkar dan bertetangan dengan syariat. Kata إلَى الْأنْبِيَاءِ yaitu para nabi, tidak terbatas pada nabi tertentu saja. Karena memang pada setiap masa dimanapun tempatnya akan selalu ada orang-orang jahiliyah yang senantiasa menisbatkan kebathilanya kepada nabi-nabi, entah nabi pada masanya atau pada nabi sebelum dan sesudahnya.

v  Klaim Yahudi dan Nasrani

                Salah satu contohnya adalah klaim orang-orang yahudi-laknatullah-. Yang dimana mereka mengkalim kebatilan mereka yaitu bahwa nabi Ibrahim-AS- adalah beragama Yahudi. Demikian pula orang-orang Nasrani-laknatullah-, yang mengkalim nahwa nabi Isa al Masih-AS- adalah beragama Nasrani.
                Dijelaskan oleh Imam Ibnu Katsir yang dimana dirieayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Ibnu Abbas berkata : “suatu ketika rahib-rahib yahudi dan para pendeta Nasoro dari kota Najran duduk dihadapan Rasulullah SAW, dan mereka memperdebatkan agama nabi Ibrahim.
Para rahib yahudi-laknatullah- berkata ;”Ibrahim adalah yahudi tulen”I. Para pendeta Nasrani membantah;”Ibrahim adalah Nasrani tulen”. Mereka berdua saling kolot hingga perdebatan ini semakin sengit tanpa ada yang mau mengalah dari kedua belah kubu antara kafir laknatullah yahudi dan kafir laknatullah Nasrani.
                Disaat seperti itu, malaikat Jibril-AS- datang memurunkan wahyu kepada Rasulullah SAW yang menjelaskan jati diri Nabi Ibrahim-AS- dan juga atas kedustaan dan kebodohon nisbat yahudi dan Nasrani. Wahyu itu berbunyi :

Hai Ahli Kitab, mengapa kamu bantah membantah tentang hal Ibrahim, padahal Taurat dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim. Apakah kamu tidak berpikir? Beginilah kamu, kamu ini (sewajarnya) bantah membantah tentang hal yang kamu ketahui , maka kenapa kamu bantah membantah tentang hal yang tidak kamu ketahui ?; Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui. Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik. Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman.”(QS.Ali Imran.65-68).

                Imam Ibnu Katsir menjelaskan perihal ayat diatas bahwa ayat diatas memebantah anggapan Yahudi dan Nasrani. Adapun maksud klaim bahwa Ibrahim itu yahudi atau Nasrani adalah mereka ingin dengan kalim ini agama Nasrani dan yahudi yang dimana penuh penyimpangan ibadah,aqidah dan perilaku mereka terjustifikasi selaku agama Allah dan mendapat kekuatan hukum. Ini membuktikan bahwa orang-orang kafir dan jahiliyah selalu mencari-cari pembenaran atas kebathilan mereka.
                Selain itu ayat diatas juga menegaskan bahwa nabi Ibrahim adalah muslim tulen yang jauh dari kesyirikan dan kekafiran layaknya mereka-para kafirun yahudi dan Nasrani-. Maka orang yang paling layak menjadi pengikut nabi Ibrahim-AS- adalah nabi Muhammad SAW dan orang-orang beriman-yang mengikuti beliau-. Bukan kalian wahai Nasrani dan yahudi. Karena kalian berbuat syirik, yang dimana bertentangan dengan ajaran Ibrahim-AS-. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir,2/56-58).

v  Klaim Tukang Sihir

                Begitupula klaim para penyihir yang ada pada masa nabi Sulaiman-AS-. Dimana mereka mengklaim bahwa sihir yang mereka kerjakan adalah ajaran nabi Sulaiman-AS-. Namun klaim mereka ini dibantah oleh Allah dengan frimanya :

“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir).”(QS.Al Baqarah.102).

                Dalam ayati ini dijelaskan atas bantahan tukang sihir[2] yang dimana mereka menyandarkan kekafiran mereka yaitu atas sihir yang mereka pelajari dan amalkan adalah ajaran nabi Sulaiman-AS-. Ini semua dimaksudkan agar mereka mendapatkan pembenaran atas kekafiran-sihir- yang mereka lakukan. Namu itu semua terbantahkan dan terungkaplah kebathilan mereka dengan ayat diatas.

v  Klaim Ahlul Bid’ah

                Kemudian adalah klaim ahlul bid’ah atas bid’ah yang mereka amalkan. Sebagaimana klaim orang-orang murjiah yang dimana mereka senantiasa setia bergandengan tangan dengan pemerintahan kafir. Dimana mereka membela pemerintah kafir sekuat tenaga mereka. Mereka mengklaim bahwa pemerintahan tersebut adalah pemerintahan islam yang dimana semua warganya terutama kaum muslimin harus mentaatinya. Meski mengklaim bahwa pemerintahan tersebut adalah darul islam dan pemimpin negaranya adalah seorang ulil amri yang wajib ditaati. Yaitu mereka mengkiasakan atau menyamakan pemerintahan tersebut seperti pemerintahan islam di jaman Rasulullah dan para sahabat, yang dimana pemerintahan di masa rasulullah dan para sahabat adalah pemerintahan islam yang menjadikan syariat islam sebagai dasar negara dan kitabullah sebagai dasar hukum.
                Padahal semua itu adalah kedustaan dan kebatilan mereka yang nyata. yang dimana sangat terang sekali bahwa pemerintahan yang mereka bela sangat berbeda jauh dengan pemerintahan di jaman rasulullah dan para sahabat. Yang dimana pemerintahan yang mereka bela tidak berhukum dengan kitabullah dan syariat islam sebagai dasar negara. Malahan pemerintahan kafir yang mereka bela berhukum dengan hukum kafir warisan penjaajah kafir belanda yang disebut UUD 45. Dimana didalamnya bertentangan dengan kitbullah. Dimana dalam kitabullah khamer diharamkan, poligami dianjurkan, pezina harus dirajam dan pencuri harus dipotong tangan. Sedang dalam UUD 45, sangat bertolakan. Dimana poligami dilarang, khomer dihalalkan dengan diberikan ijin dan mendapat kekuatan hukum, pezina tidak dirajam bila pelaku sama-sama suka, pencuri tidak dipotong tanganya meski mencapai nisab. Dan juga sangat jelas sekali bahwa dasar negara kafir tersebut bukan dengan syariat islam melainkan pancasila. Bahkan negara tersebut bergelar NKRI bukan Kekhalifahan atau darul islam. Yang lebih gamblang lagi pemimpin negara tersebut sudah sangat jelas sekali menyebutkan namanya sebagai presiden bukan ulil amri.
                Namun para murjiah ini senantiasa membela pemerintahan tersebut dan menjilati sang penguasa. Bahkan mereka tidak segan-segan menjustifikasi mujahidin yang dimana mereka hendak menegakan syariat islam diatas undang-undang kafir mereka sebut sebagai khawarij. Inilah klaim bathil ahlul bid’ah murjiah, dimana mereka mengkalim pemerintahan kafir yang mereka bela sama dengan pemerintahan dijaman rasulullah dan sahabat.
                Begitu pula klaim para hizbiyun, yang dimana mereka mengklaim syuro’ ala hizbiyun yang disebut demokrasi mereka samakan dan mereka nisbatkan pada syuro’ di masa rasulullah. Padahal demokrasi termat jauh sekali dengan syuro’ yang diajarkan oleh rasulullah.  Dan juga para liberal yang dimana mereka berkasih sayang dengan orang-orang kafir, mereka mengklaim sikap berkasih sayang mereka adalah sebagaimana yang dicontohkan oleh rasulullah selaku rahmat seluruh alam. Padahal sudah sangat jelas sekali Allah menegaskan dalam firmanya. “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka”(QS.Al Fath.29).
Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.”(QS.At Taubah.29). sangat jelas seklai kalim liberal itu sangat bertentangan dengan firman Allah.
                Dan juga para ahlul bid’ah yang dimana mereka beramal amalan bid’ah seperti melakukan malem kepitu, sepuluh dan nyewu bagi orang yang meninggal dunia, merayakan hari kelahiran nabi SAW, mengkhususkan membaca yasin pada malam jum’at, shalawat nAriyah. Yang dimana mereka nisbatkan semua itu kapada ajaran islam ajaran nabi Muhammad SAW,dan juga tradisi bid’ah bid’ah lainya yang mereka bisbatkan kepada islam. Padahal amalan bid’ah yang mereka nisbatkan tidklah pernah islam mengajarkany terlebih nabi SAW mencontohkanya.
                Jadi, hingga dunia menemui ajalnya-kiamat-, aksi jahiliyah semacam ini akan selalu ada. Akan selalu ada orang-orang jahiliyah yang gemar menisbatkan kebhatilan mereka demi mendapatkan pengakuan kebenaran. Yang berbeda hanya lakon , waktu, jenis dan tempatnya saja. Persis sebagaimana dijelaskan oleh Allah SWT dalam firmanya:
Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling?”(QS.At Taubah.30).

Allahu’alam bish showab.


Muhammad Fachmi al Ghomawangiy ( Ibnu Suyud at Tamimi).
Pekalongan.06/03/2012
Selasa . 11.46 WIB.STAIN Pekalongan.
Gedung Tarbiyah. Ruang G 12.


[1] Kitab Syarah Masail Jhilliyah ini adalah kitab yang sudah mahsyur dikalangan ahlul ilmi dan ulama ahlussunah wal jama’ah. dimana kitab ini juga disyarhkan oleh syaikh al Fauzan-ra-.
[2] Adapun maksud sihir di golongkan dalam kekafiran adalah dikarenkan dalam sihir tedapat persekutuan dengan syaiton dan kesyirikan yang nyata, perendahan terhadap Allah selaku sang maha kuasa, kedustaan dan penyesatan yang nyata atas jalan Allah yang lurus. Dan berdasarkan ayat tersebur jumhur ulama megkafirkan siapa saja yang mengajarkan sihir, mempelajari dan mendatangi tukang sihir. Dan jumhur ulama juga menyatakan bahwa tukang sihir harus dihukum mati. Adapun lebih jelasnya perihal hukum sihir ini bisa merujuk ke kitab-kitab ulama ahlussunah yang membahas perihal hukum sihir.

1 komentar:

  1. Hari ini kaum Muslimin berada dalam situasi di mana aturan-aturan kafir sedang diterapkan. Maka realitas tanah-tanah Muslim saat ini adalah sebagaimana Rasulullah Saw. di Makkah sebelum Negara Islam didirikan di Madinah. Oleh karena itu, dalam rangka bekerja untuk pendirian Negara Islam, kelompok ini perlu mengikuti contoh yang terbangun di dalam Sirah. Dalam memeriksa periode Mekkah, hingga pendirian Negara Islam di Madinah, kita melihat bahwa RasulAllah Saw. melalui beberapa tahap spesifik dan jelas dan mengerjakan beberapa aksi spesifik dalam tahap-tahap itu

    BalasHapus