KLAIM
DUSTA . . . . . . . . .
Dalam
kitabnya yang berjudul Syarh Masa’ili Al Jahiliyah [1]atau
bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti ‘Penjelasan Perihal
Masalah-masalah Kejahiliyahan’. Kitab yang berbobot ini ditulis oleh Syaikh al
Islam Muhammad at Tamimi-ra-. Di dalam kitab ini dijelaskan berbagai
masalah-masalah kejahiliyahan yang dimana perkara ini sering dilakukan oleh
orang-orang jahiliyah jaman dahulu hingga sekarang. Yang dimana kejahiliyahan
ini wajib dihindari dan diluruskan. Dikarenakan kejahiliyhan adalah faktor
terbesar penghantar kemusyrikan, kekafiran dan kebid’ahan yang menjangkiti umat
islam.
Dalam matan kitab Syarh
Masa’ili Al Jahiliyah nomor tujuh belas. Syaikh Muhammad at Tamimi
menjelaskan bahwa salah satu sifat orang jahiliyah yang paling buruk dan
menjijikan adalah;
السَّابِعَةُ
عَشَرَةَ :{ نِسْبَةُ بَاطِلِهِمْ إلَى الْأنْبِيَاءِ }
Ketujuh belas : { Mereka menisbatkan
berbagai kebathilan yang mereka lakukan kepada para nabi }
Adapun yang dimaksud kata نِسْبَةُ adalah
orang-orang jahiliyah yang senantiasa menisbatkan. Kata بَاطِلِهِمْ adalah kebathilan-kebathilan yang dibuat oleh
orang-orang jahiliyah, dimana kebathilan adalah segala sesuatu yang munkar dan
bertetangan dengan syariat. Kata إلَى الْأنْبِيَاءِ yaitu para
nabi, tidak terbatas pada nabi tertentu saja. Karena memang pada setiap masa
dimanapun tempatnya akan selalu ada orang-orang jahiliyah yang senantiasa
menisbatkan kebathilanya kepada nabi-nabi, entah nabi pada masanya atau pada
nabi sebelum dan sesudahnya.
v Klaim Yahudi dan
Nasrani
Salah satu contohnya adalah
klaim orang-orang yahudi-laknatullah-. Yang dimana mereka mengkalim kebatilan
mereka yaitu bahwa nabi Ibrahim-AS- adalah beragama Yahudi. Demikian pula
orang-orang Nasrani-laknatullah-, yang mengkalim nahwa nabi Isa al Masih-AS-
adalah beragama Nasrani.
Dijelaskan oleh Imam Ibnu Katsir
yang dimana dirieayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Ibnu Abbas berkata : “suatu
ketika rahib-rahib yahudi dan para pendeta Nasoro dari kota Najran duduk
dihadapan Rasulullah SAW, dan mereka memperdebatkan agama nabi Ibrahim.
Para
rahib yahudi-laknatullah- berkata ;”Ibrahim adalah yahudi tulen”I. Para
pendeta Nasrani membantah;”Ibrahim adalah Nasrani tulen”. Mereka berdua
saling kolot hingga perdebatan ini semakin sengit tanpa ada yang mau mengalah
dari kedua belah kubu antara kafir laknatullah yahudi dan kafir laknatullah
Nasrani.
Disaat seperti itu, malaikat
Jibril-AS- datang memurunkan wahyu kepada Rasulullah SAW yang menjelaskan jati
diri Nabi Ibrahim-AS- dan juga atas kedustaan dan kebodohon nisbat yahudi dan
Nasrani. Wahyu itu berbunyi :
“Hai
Ahli Kitab, mengapa kamu bantah membantah tentang hal Ibrahim, padahal Taurat
dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim. Apakah kamu tidak
berpikir? Beginilah kamu, kamu ini (sewajarnya) bantah membantah tentang hal yang
kamu ketahui , maka kenapa kamu bantah membantah tentang hal yang tidak kamu
ketahui ?; Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui. Ibrahim bukan seorang
Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang
lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk
golongan orang-orang musyrik. Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada
Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), beserta
orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah Pelindung semua
orang-orang yang beriman.”(QS.Ali Imran.65-68).
Imam Ibnu Katsir menjelaskan
perihal ayat diatas bahwa ayat diatas memebantah anggapan Yahudi dan Nasrani.
Adapun maksud klaim bahwa Ibrahim itu yahudi atau Nasrani adalah mereka ingin
dengan kalim ini agama Nasrani dan yahudi yang dimana penuh penyimpangan
ibadah,aqidah dan perilaku mereka terjustifikasi selaku agama Allah dan
mendapat kekuatan hukum. Ini membuktikan bahwa orang-orang kafir dan jahiliyah
selalu mencari-cari pembenaran atas kebathilan mereka.
Selain itu ayat diatas juga
menegaskan bahwa nabi Ibrahim adalah muslim tulen yang jauh dari kesyirikan dan
kekafiran layaknya mereka-para kafirun yahudi dan Nasrani-. Maka orang yang
paling layak menjadi pengikut nabi Ibrahim-AS- adalah nabi Muhammad SAW dan
orang-orang beriman-yang mengikuti beliau-. Bukan kalian wahai Nasrani dan
yahudi. Karena kalian berbuat syirik, yang dimana bertentangan dengan ajaran
Ibrahim-AS-. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir,2/56-58).
v Klaim Tukang Sihir
Begitupula klaim para penyihir
yang ada pada masa nabi Sulaiman-AS-. Dimana mereka mengklaim bahwa sihir yang
mereka kerjakan adalah ajaran nabi Sulaiman-AS-. Namun klaim mereka ini
dibantah oleh Allah dengan frimanya :
“Dan
mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan
Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal
Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang
kafir (mengerjakan sihir).”(QS.Al
Baqarah.102).
Dalam ayati ini dijelaskan atas
bantahan tukang sihir[2]
yang dimana mereka menyandarkan kekafiran mereka yaitu atas sihir yang mereka
pelajari dan amalkan adalah ajaran nabi Sulaiman-AS-. Ini semua dimaksudkan
agar mereka mendapatkan pembenaran atas kekafiran-sihir- yang mereka lakukan.
Namu itu semua terbantahkan dan terungkaplah kebathilan mereka dengan ayat
diatas.
v Klaim Ahlul
Bid’ah
Kemudian adalah klaim ahlul
bid’ah atas bid’ah yang mereka amalkan. Sebagaimana klaim orang-orang murjiah
yang dimana mereka senantiasa setia bergandengan tangan dengan pemerintahan
kafir. Dimana mereka membela pemerintah kafir sekuat tenaga mereka. Mereka
mengklaim bahwa pemerintahan tersebut adalah pemerintahan islam yang dimana
semua warganya terutama kaum muslimin harus mentaatinya. Meski mengklaim bahwa
pemerintahan tersebut adalah darul islam dan pemimpin negaranya adalah seorang
ulil amri yang wajib ditaati. Yaitu mereka mengkiasakan atau menyamakan
pemerintahan tersebut seperti pemerintahan islam di jaman Rasulullah dan para
sahabat, yang dimana pemerintahan di masa rasulullah dan para sahabat adalah
pemerintahan islam yang menjadikan syariat islam sebagai dasar negara dan
kitabullah sebagai dasar hukum.
Padahal semua itu adalah
kedustaan dan kebatilan mereka yang nyata. yang dimana sangat terang sekali
bahwa pemerintahan yang mereka bela sangat berbeda jauh dengan pemerintahan di
jaman rasulullah dan para sahabat. Yang dimana pemerintahan yang mereka bela
tidak berhukum dengan kitabullah dan syariat islam sebagai dasar negara.
Malahan pemerintahan kafir yang mereka bela berhukum dengan hukum kafir warisan
penjaajah kafir belanda yang disebut UUD 45. Dimana didalamnya bertentangan
dengan kitbullah. Dimana dalam kitabullah khamer diharamkan, poligami
dianjurkan, pezina harus dirajam dan pencuri harus dipotong tangan. Sedang
dalam UUD 45, sangat bertolakan. Dimana poligami dilarang, khomer dihalalkan
dengan diberikan ijin dan mendapat kekuatan hukum, pezina tidak dirajam bila
pelaku sama-sama suka, pencuri tidak dipotong tanganya meski mencapai nisab.
Dan juga sangat jelas sekali bahwa dasar negara kafir tersebut bukan dengan
syariat islam melainkan pancasila. Bahkan negara tersebut bergelar NKRI bukan
Kekhalifahan atau darul islam. Yang lebih gamblang lagi pemimpin negara tersebut
sudah sangat jelas sekali menyebutkan namanya sebagai presiden bukan ulil amri.
Namun para murjiah ini senantiasa
membela pemerintahan tersebut dan menjilati sang penguasa. Bahkan mereka tidak
segan-segan menjustifikasi mujahidin yang dimana mereka hendak menegakan
syariat islam diatas undang-undang kafir mereka sebut sebagai khawarij. Inilah
klaim bathil ahlul bid’ah murjiah, dimana mereka mengkalim pemerintahan kafir
yang mereka bela sama dengan pemerintahan dijaman rasulullah dan sahabat.
Begitu pula klaim para hizbiyun,
yang dimana mereka mengklaim syuro’ ala hizbiyun yang disebut demokrasi mereka
samakan dan mereka nisbatkan pada syuro’ di masa rasulullah. Padahal demokrasi
termat jauh sekali dengan syuro’ yang diajarkan oleh rasulullah. Dan juga para liberal yang dimana mereka
berkasih sayang dengan orang-orang kafir, mereka mengklaim sikap berkasih
sayang mereka adalah sebagaimana yang dicontohkan oleh rasulullah selaku rahmat
seluruh alam. Padahal sudah sangat jelas sekali Allah menegaskan dalam
firmanya. “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama
dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang
sesama mereka”(QS.Al Fath.29).
“Perangilah
orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari
kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan
RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu
orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar
jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.”(QS.At Taubah.29).
sangat jelas seklai kalim liberal itu sangat bertentangan dengan firman Allah.
Dan juga para ahlul bid’ah yang
dimana mereka beramal amalan bid’ah seperti melakukan malem kepitu, sepuluh dan
nyewu bagi orang yang meninggal dunia, merayakan hari kelahiran nabi SAW,
mengkhususkan membaca yasin pada malam jum’at, shalawat nAriyah. Yang dimana
mereka nisbatkan semua itu kapada ajaran islam ajaran nabi Muhammad SAW,dan
juga tradisi bid’ah bid’ah lainya yang mereka bisbatkan kepada islam. Padahal
amalan bid’ah yang mereka nisbatkan tidklah pernah islam mengajarkany terlebih
nabi SAW mencontohkanya.
Jadi, hingga dunia menemui
ajalnya-kiamat-, aksi jahiliyah semacam ini akan selalu ada. Akan selalu ada
orang-orang jahiliyah yang gemar menisbatkan kebhatilan mereka demi mendapatkan
pengakuan kebenaran. Yang berbeda hanya lakon , waktu, jenis dan tempatnya
saja. Persis sebagaimana dijelaskan oleh Allah SWT dalam firmanya:
“Demikianlah
itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang
kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai
berpaling?”(QS.At Taubah.30).
Allahu’alam
bish showab.
Muhammad Fachmi al Ghomawangiy ( Ibnu
Suyud at Tamimi).
Pekalongan.06/03/2012
Selasa . 11.46 WIB.STAIN Pekalongan.
Gedung Tarbiyah. Ruang G 12.
[1]
Kitab Syarah Masail Jhilliyah ini adalah kitab yang sudah mahsyur dikalangan
ahlul ilmi dan ulama ahlussunah wal jama’ah. dimana kitab ini juga disyarhkan
oleh syaikh al Fauzan-ra-.
[2] Adapun
maksud sihir di golongkan dalam kekafiran adalah dikarenkan dalam sihir tedapat
persekutuan dengan syaiton dan kesyirikan yang nyata, perendahan terhadap Allah
selaku sang maha kuasa, kedustaan dan penyesatan yang nyata atas jalan Allah
yang lurus. Dan berdasarkan ayat tersebur jumhur ulama megkafirkan siapa saja
yang mengajarkan sihir, mempelajari dan mendatangi tukang sihir. Dan jumhur
ulama juga menyatakan bahwa tukang sihir harus dihukum mati. Adapun lebih
jelasnya perihal hukum sihir ini bisa merujuk ke kitab-kitab ulama ahlussunah
yang membahas perihal hukum sihir.
Hari ini kaum Muslimin berada dalam situasi di mana aturan-aturan kafir sedang diterapkan. Maka realitas tanah-tanah Muslim saat ini adalah sebagaimana Rasulullah Saw. di Makkah sebelum Negara Islam didirikan di Madinah. Oleh karena itu, dalam rangka bekerja untuk pendirian Negara Islam, kelompok ini perlu mengikuti contoh yang terbangun di dalam Sirah. Dalam memeriksa periode Mekkah, hingga pendirian Negara Islam di Madinah, kita melihat bahwa RasulAllah Saw. melalui beberapa tahap spesifik dan jelas dan mengerjakan beberapa aksi spesifik dalam tahap-tahap itu
BalasHapus